Sunday, 29 March 2015

Pertemuan VI Creative Thinking



Pada pertemuan ke-6 pelajaran Creative Thinking, pembahasannya adalah mengenai lateral thinking. Dalam slide yang dipresentasikan oleh sebuah kelompok, terdapat penjelasan tentang Edward de Bono selaku pencipta teori berpikir lateral. Lateral thinking adalah sebuah cara berpikir dimana kita tidak terpaku dengan teori yang telah ada sebelumnya. Ini adalah cara berpikir yang mengajak otak untuk tidak menggunakan logika dan berusaha untuk berpikir secara out of the box.

Dalam memecahkan suatu permasalahan, lateral thinking dapat menerima jawaban permasalahan dari segala aspek dan sudut pandang. Tidak seperti cara berpikir ilmiah yang hanya dapat menerima 1 sudut pandang saja. Berpikir lateral tidak sekaku itu dan menerima keragaman pendapat mengenai pemecahan masalah.

Maka dari itu berpikir lateral dapat dikatakan lebih baik dibandingkan cara berpikir ilmiah yang hanya terpaku pada suatu teori.

Berpikir lateral berkaitan dengan six thinking hats karena menerima berbagai pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang yang berada pada six thinking hats yaitu aspek informasi, emosional, kritis, nilai positif, produktivitas, dan fokus terhadap tujuan.

Jika membicarakan lateral thinking maka pembahasannya tidak akan pernah habis karena amat sangat luas. Maka dari itu untuk melakukan pembahasan mengenai lateral thinking perlu adanya batasan tertentu agar pokok pembahasan tidak melenceng jauh. Maka dari itu pada penjelasan di pertemuan ke-6 yang dibahas adalah tentang perbedaan berpikir lateral, kreatif dan ilmiah.

Seperti yang sudah dijelaskan tadi berpikir ilmiah adalah suatu cara berpikir yang berpegang pada satu teori dan tidak menerima jawaban yang tidak sesuai dengan teori.

Berpikir kreatif sebenernya memiliki persamaan dengan berpikir lateral karena sama-sama memikirkan suatu pemecahan masalah dengan menggunakan cara berpikir yang berbeda dan beragam karena berasal dari sudut pandang yang banyak namun sebenarnya kedua cara berpikir ini memiliki perbedaan besar pada cara kerjanya.

Meski terdapat perbedaan, baik berpikir lateral maupun kreatif memiliki tujuan yang sama yaitu mempermudah pemecahan masalah dengan memikirkan jawaban masalah yang jelas dan membantu.

Pertemuan ke IV Creative Thinking



Pada pertemuan ke 4 pelajaran creative thinking, terdapat 2 kelompok yang melakukan presentasi. Kelompok pertama membahas tentang bagaimana cara untuk meningkatkan serta mengembangkan kreativitas.

Berdasarkan presentasinya, poin-poin yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
Cara untuk meningkatkan kreativitas :
1.       Jangan takut untuk berkreasi
-          Jangan takut maksudnya adalah kita sebagai pribadi tidak boleh merasa takut akan hasil kreativitas kita. Kita tidak perlu merasa takut akan hasil kreasi yang tidak memuaskan atau buruk karena setiap orang memiliki gaya kreativitasnya masing-masing. Sebaiknya tidak perlu memikirkan apa kata orang jika kita membuat suatu kreativitas karena kita seharusnya memikirkan bagaimana caranya membuat sesuatu menjadi kreatif dibandingkan memikirkan apa kata orang.
2.       Jangan membatasi diri untuk berkreasi
-          Jangan membatasi diri maksudnya adalah agar kita sadar akan potensi kreatif yang ada di dalam diri kita. Kita harus percaya pada diri kita sendiri bahwa kita mampu berkreasi.
3.       Tetap dekat dengan orang-orang yang mendukung kreativitas
-          Terkadang seorang yang kreatif sulit untuk diterima oleh lingkungannya karena dianggap aneh dan berbeda dengan orang lain. Maka dari itu, sebaiknya kita selalu dekat dengan orang yang mendukung kreativitas kita karena dukungan orang terdekat merupakan semangat yang besar bagi kita untuk terus berkreasi.

Cara mengembangkan kreativitas
1.       Membaca buku
2.       Ikut kursus (untuk menambah wawasan kita dan mengasah kreativitas kita)
3.       Membuat jurnal tentang pencapaian kita (supaya kita tahu sudah sejauh mana kita telah melangkah)
4.       Relaksasi supaya dapat memikirkan apa passion kita untuk berkreasi . Contoh : olahraga
5.       Mencoba sesuatu yang baru (keluar dari zona nyaman)
6.       Jangan memaksakan diri (apapun yang dipaksakan tidak akan menghasilkan sesuatu yang maksimal / positif)

Kemudian terdapat beberapa metode dalam berpikir kreatif :
1.       Lateral thinking                
Mencari jalan keluar dari suatu permasalahan dengan cara melihat dari sudut pandang lain atau mencari suatu jawaban yang tidak sesuai dengan logika
2.       Six thinking hats
Metode ini mengatakan bahwa setiap orang memiliki sudut pandang/pendapat yang berbeda-beda akan suatu hal. Terdapat 6 sudut pandang yang diwakili oleh beberapa warna topi yaitu putih (informasi), merah (emosi), hitam (masalah), kuning (optimisme), hijau (kreativitas), biru (pengamat)
3.       Brainstorming
Metode berpikir kreatif dengan cara mengeluarkan ide-ide yang ada di dalam otak tanpa perlu khawatir akan kesalahan. Karena tujuan dari brainstorming adalah untuk menemukan ide-ide baru dan menarik
4.       Imitation mind mapping
Pemetaan pikiran agar kita dapat menguraikan segala aspek dalam suatu masalah sehingga kita dapat menemukan jalan keluarnya tanpa terlewat suatu hal yang penting
5.       Koinonia
Ini adalah metode berpikir dimana cara yang paling efektif untuk menemukan ide-ide adalah dengan bertukar pikiran dengan orang yang memiliki bidang pekerjaan yang sama dengan kita
6.       Edison’s idea files
Metode dimana jika kita menemukan suatu ide baru maka perlu untuk dicatat atau ditulis agar suatu hari ketika kita membutuhkannya kita dapat melihatnya lagi
7.       Neuro linguistic programming
Pengaruh hubungan antara bahasa, neuro dan perilaku dapat dilihat dengan menggunakan suatu program yang dapat membuat seseorang mencapai suatu tujuan tertentu
8.       Synectics
Pengembangan cara berpikir dengan menggunakan analogi

Selain cara mengembangkan kreativitas, ternyata terdapat beberapa hal yang dapat menjadi penghambat proses kreatif yaitu : kritik, terbatas waktu, takut gagal, banjir masalah, dll.

Thursday, 12 March 2015

Pertemuan III Creative Thinking



Pada pertemuan ke-3, pembahasannya adalah mengenai sejarah kreativitas antara negara Cina dan Mesir. Secara keseluruhan, hasil kreativitas dari negara Mesir adalah mumi. Salah satunya adalah mumi raja Mesir yang paling muda saat itu. Mesir memang sangat terkenal dengan hasil mumi yang diciptakannya.

Kemudian hasil kreativitas negara Cina adalah yinyang, tulisan kanji, terracotta dan tembok Cina. Yinyang berupa seperti lingkaran yang berisikan 2 buah ikan berwarna hitam dan putih yang berarti keseimbangan. Tulisan kanji adalah bahasa yang digunakan di Cina yang diinspirasi oleh apa yang ada di alam sekitar. Pasukan Terracotta adalah patung-patung tentara serta kuda sebanyak 8099 buah yang berbaris di dekat makam kaisar pertama dinasti Qin, yaitu Qin Shi Huang. Tujuan dari pembuatan pasukan tersebut adalah untuk melindungi kaisar setelah kematiannya. Lalu tembok cina adalah sebuah tembok sepanjang 8851 km yang terletak di negara Cina. Tembok ini pada awalnya dibangun sebagai benteng pertahanan, batas kepemilikan lahan, penanda perbatasan dan jalur penyampai informasi namun kini lebih banyak digunakan sebagai tempat wisata yang terkenal. Tembok cina adalah salah satu bangunan buatan manusia yang terlihat dari luar angkasa.

Berdasarkan sejarah kreativitas dari kedua negara tersebut, muncul sebuah pertanyaan yaitu “apakah manfaat mempelajari sejarah kreativitas?” 

Jawabannya adalah tentu saja sangat bermanfaat bagi kita untuk mempelajari sejarah kreativitas karena hal tersebut dapat membantu kita menyadari tentang siapa diri kita sebenarnya, dari mana akar pemikiran dari hal-hal yang muncul saat ini, dll.

Mempelajari sejarah kreativitas juga bermanfaat agar dapat membuat kita paham tentang dasar kreativitas sehingga dapat menjadi pedoman bagi kita untuk berkreasi lebih baik lagi. Selain itu sejarah kreativitas membuat kita terpacu untuk berkembang menjadi semakin maju ke depan.

Thursday, 5 March 2015

Pertemuan II Creative Thinking



Dalam pertemuan pertama, pertanyaan yang muncul dalam pelajaran ini adalah apa itu kreativitas, manfaat kreativitas dan bagaimana cara menghadapi tantangan dalam 5 tahun ke depan. Dalam pertemuan pertama telah dijelaskan tidak secara mendalam namun intinya ada.
Kreativitas haruslah sesuatu yang baru, memiliki manfaat bagi banyak orang untuk menghadapi tantangan zaman yang silih berganti. Maka dari itu tugas kita sebagai mahasiswa / masyarakat Indonesia adalah untuk menghadapi segala tantangan dengan kreativitas yang kita miliki.

Saat ini Indonesia merupakan negara yang berkembang dan sepertinya masih agak sulit untuk berubah menjadi negara maju karena sebagian besar perekonomian Indonesia dikendalikan oleh orang asing sehingga membuat negara kita ini stagnan. Pemecahan yang diperlukan untuk masalah ini adalah agar Indonesia mulai membentuk sebuah perekonomian yang berbasis ide, bukan berbasis bahan mentah. Maksudnya, Indonesia adalah pengekspor kayu padahal sebenarnya jika kayu tersebut diolah menjadi mebel kemudian baru di ekspor maka Indonesia jelas akan mendapatkan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan hanya mengirim kayu. Itulah yang disebut sebagai ekonomi kreati yang berbasis ide.

Masalah perekonomian tersebut terkadang banyak diabaikan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena mereka tidak mementingkan masalah tersebut. Terutama anak-anak muda yang memiliki kewajiban sebagai penerus bangsa. Mereka cenderung bersifat pasif dan tidak peduli padahal kesadaran akan kejadian yang terjadi di sekitar lingkungan mereka adalah sesuatu yang amat sangat penting. Jika mereka mencoba untuk menyadari apa yang terjadi maka mereka akan menemukan cara untuk menyingkapi masalah perekonomian yang ada di Indonesia saat ini.

Memang tidak mudah untuk berpikir secara kreatif namun sebenarnya semua orang diciptakan dengan memiliki kreativitas. Hanya saja bagi beberapa orang sulit untuk mengeluarkan ide kreatifnya karena mereka belum mencoba untuk tenang dan berusaha untuk masuk ke alam bawah sadar mereka yang sebenarnya adalah sumber kreativitas yang amat sangat kaya.

Saat ini masalah perekonomian yang buruk telah mengjangkiti Indonesia dan sangat sulit untuk dihentikan. Tugas kita sebagai mahasiswa / penerus bangsa adalah untuk mengatasi masalah tersebut namun saya memiliki pertanyaan akan tugas tersebut. Untuk menjalankan tugas tersebut kita memerlukan rasa cinta yang besar pada Indonesia agar timbul perasaan untuk memajukan negara yang kita cintai. Dan pertanyaannya untuk masalah ini adalah, “apakah kita mencintai tanah air kita, Indonesia?”