Monday, 22 June 2015

Pertemuan Terakhir Creative Thinking

Pada pertemuan terakhir pelajaran ini, yang dibahas adalah mengenai tugas UAS yaitu untuk membahas tentang proses kreatif yang dibuat oleh sebuah organisasi. Sebelum membahasnya, rumusan masalahnya haruslah ditemukan terlebih dahulu. Penggunaan mind map akan sangat membantu dalam membuat tugas ini.

Tugas dalam bentuk makalah ini saya masukkan beberapa aspek yang saya anggap penting yaitu :
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Proses Kreatif
3. Hambatan dan Strategi Pemecahannya
4. Dampak/Hasil
5. Evaluasi
6. Data Pelengkap

Friday, 29 May 2015

Mengenal Lebih Dalam Tentang Mind Mapping (29 Mei 2015)



Mind map sebenarnya merupakan suatu cara yang digunakan untuk mempermudah kita dalam menemukan landasan yang tepat dari suatu permasalahan. Karena mind map sedikit kompleks, maka menyebabkan beberapa orang menjadi bingung dengan arti dan fungsi sebenarnya dari mind map. Berikut adalah beberapa hal sederhana yang berkaitan dengan mind map:

-          1. Mind map menghasilkan suatu solusi
-          2. Mind mapping merupakan rambu-rambu bahwa ide bisa operasional
-          3. Memudahkan melihat masalah (lebih simpel)
-          4. Mind map bertujuan agar kita tidak tersesat dalam menelaah suatu masalah
-          5. Mind map membuat kita menemukan landasan ide kreatif (memberi alasan pada ide kreatif)

Contoh, ketika ingin membuat suatu function hall maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, ICE BSD adalah suatu contoh dari tempat yang sangat efektif dalam penempatannya. Seperti yang kita ketahui, di Kemayoran sering dibuat event-event besar seperti PRJ, IIMS, dll. Sangat terkenal dan banyak orang yang selalu memenuhi tempat itu ketika ada event besar. ICE BSD mencoba menjadi pesaingnya dengan memiliki banyak keuntungan lebih dibandingkan yang ada di Kemayoran, ICE dapat menampung orang berkali lipat daripada Kemayoran dan jelas memiliki tempat yang lebih luas sehingga lebih efektif daripada Kemayoran. ICE memang terletak di BSD dan lokasinya jauh namun promosinya sangat besar sehingga jangkauannya luas dan menarik orang untuk mengunjunginya. Dan beberapa bulan lagi ICE akan mengadakan suatu event besar seperti yang diadakan di Kemayoran yaitu GIIAS. Yang dilakuakn ICE merupakan hasil dari mind map yang sangat efektif. Pengenalan terhadap pesaing, hambatan dan tantangan yang muncul telah dihadapi dengan baik oleh pihak ICE. Mind map memang merupakan suatu cara yang dapat selalu digunakan sebelum melakukan sesuatu agar kita lebih memahami  suatu problematika dengan lebih mendalam lagi.


Penjabaran Mind Mapping (22 Mei 2015)



Mind Mapping adalah suatu cara yang digunakan untuk menemukan akar dari suatu pemikiran yang kita miliki sehingga dapat menjadi acuan dalam pengembangan pemikiran tersebut. Dengan mind map, kita dapat menjabarkan segala hal yang terkait dengan pemikiran tersebut. Contoh penggunaan mind map adalah dalam rencana pembuatan suatu bisnis.

Mind map mencakup beberapa hal dan salah satunya adalah what, where, when, why, who dan how. Dalam kelas Creative Thinking, contoh yang digunakan adalah membuka suatu jasa foto. Aspek yang perlu diperhatikan dalam mind mapnya adalah 5W+1H serta hambatan dan tantangannya. Rencana yang dibuat pada contoh adalah membuat studio foto, berikut adalah rincian mind map:

What     = Menentukan tema, konsep, vendor, venue
Who      = Orang yang melakukan jasanya itu berkarakter, kreatif, dan berprinsip
Where  = Lokasi membuka jasa tersebut haruslah memiliki jangkauan luas, dominan pada kalangan atas, dan loyalitas. Contoh : PIK, BSD
When    = Waktu untuk persiapan harus diperhitungkan sebelum usaha dibuka
Why       = Bisnis studio foto akan berpeluang besar untuk mencari profit yang tinggi
How       = Dengan melakukan persiapan yang matang, menemukan investor dan menjalin kerjasama
Hambatan           = Modal awal yang besar
Tantangan           = Banyaknya pesaing dengan jasa sejenis yang telah terkenal seperti axioo, riomotret, dll

Intinya dengan menggunakan mind map, diharapkan dapat menemukan cara agar bisnis yang akan kita buka lebih menarik dan unik dibanding bisnis lain yang sejenis agar bisnis kita lebih dipilih olek konsumen. Maka dari itu saat melakukan mind map jangan sampai ada aspek yang terlewat.


Mind Map, Brainstorming dan Berpikir Kreatif (15 Mei 2015)



Mind map/ Brainstorming merupakan suatu penyangga, membiayakan ide.

Sebagai orang yang kreatif, maka terdapat beberapa cara yang harus digunakan untuk terus menjadi kreatif dan semakin berkembang. Salah satunya adalah dengan menggunakan mind map/brainstorming. 
 Brainstorming adalah hal yang diperlukan dalam membuat suatu mind map yang berkualitas.

Dalam berpikir kreatif, tidak dikenal adanya batasan. Kita dapat berpikir seluas dan sebebas mungkin karena kreativitas adalah bebas dan tidak terbatas maka dari itu kita tidak boleh takut untuk berpikir kreatif.

Mengapa harus kreatif? Karena tantangan dalam hidup semakin intens dan memerlukan pribadi yang senantiasa kreatif agar dapat menyelamatkan diri dari tantangan alam. Kita perlu memiliki suatu aset kreativitas yang membedakan kita dengan orang lain agar dapat selalu menarik di depan orang lain.

Salah satu fungsi kreativitas adalah dalam menciptakan suatu lapangan pekerjaan, kita harus dapat mengatasi setiap situasi-situasi yang dapat muncul sebagai hambatan dan tantangan bagi kita kedepannya. Disini lah fungsi mind map dan brainstorming muncul dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan tidak melewatkan hal-hal penting yang berkaitan dengannya.

Kreativitas adalah sesuatu yang harus selalu diasah dalam pikiran kita, kreativitas tidak memandang usia karena yang penting adalah adanya pengalaman. Karena dari pengalaman kita dapat mengambil hal-hal yang positif dan membuang hal-hal yang negatif agar kita dapat menjadi pribadi yang semakin maju dan berkembang kedepannya.

Jay Wijayanto dan BE Kraf (8 Mei 2015)



Jay Wijayanto adalah tamu di Universitas Tarumanagara yang bersedia mengajar pada kelas umum pelajaran Creative Thinking. Kelas umum yang merupakan gabungan dari beberapa kelas tersebut terlihat tertarik dengan materi-materi yang disampaikan oleh Bapak Jay.

Jay Wijayanto adalah seorang tokoh kreatif yang terlihat sangat sederhana penampilannya namun memiliki saluran kreativitas yang luar biasa. Ia merupakan seorang konduktor, aktor, desainer, penulis, pengembang kuliner Nusantara, dan masih banyak lagi. Dia telah bekerja sebagai profesional dalam program manajemen di sejumlah lembaga internasional, seperti USAID-Johns Hopkins University, Hivos-Belanda, CRS Baltimore USA, USC Canada, serta membuat pertunjukan serta mengikuti kompetisi di sejumlah negara Eropa sejak tahun 1984.

Ketika masuk ke dalam materi yang akan ia sampaikan, Pak Jay mengatakan bahwa ia bingung dengan kami, para mahasiswa, mengapa kami yang memiliki akses sangat mudah terhadap internet dan segala informasi yang kita dapat tidak membuat kami menjadi pribadi yang produktif. Ia memberikan contoh pada pemilik Traveloka yang hanya beranggotakan beberapa orang bermodalkan laptop dan internet namun telah memiliki situs yang teramat berkembang dengan harga sahamnya 900 miliar rupiah. Ia berharap agar mahasiswa/i menghilangkan masalah yang masih banyak terjadi yaitu kurang produktif.

Pak Jay juga mengatakan bahwa bangku kuliah itu tidak penting dan stagnan karena lingkungan kuliah yang mengharuskan kita untuk menjalankan kewajiban kita sebagai mahasiswa/i untuk giat belajar sehingga suasana kampus dibuat sedemikian rupa agar kita rajin belajar. Ia bukannya menyarankan kita untuk tidak kuliah namun maksudnya adalah selain kuliah kita harus dapat mencari pengalaman-pengalaman lain yang tidak dapat kita peroleh jika hanya berada di kampus saja. Kuliah menurutnya juga berguna untuk mencari teman serta koneksi yang akan sangat berguna bagi dunia kerja nanti.

Be Kraf adalah suatu institusi yang ia kembangkan untuk memajukan segala aspek yang berada di Indonesia menjadi lebih kreatif dan menarik lagi. Ia ingin melestarikan segala kebudayaan Indonesia dengan cara sekreatif mungkin, baik dari bidang kuliner, musik, seni, dll.

Semangat Pak Jay Wijayanto sangatlah membara dan mempengaruhi saya untuk mencoba menjadi lebih kreatif dan keluar dari zona nyaman saya selama ini. Pak Jay yang masih muda namun telah memiliki karir yang sukses serta niatnya untuk menambah kreativitas di Indonesia membuat saya termotivasi untuk semakin mengembangkan diri dan menjadi makmur. Seperti definisi makmur menurut Pak Jay : punya lahan, kapital modal besar, ide dan pengetahuan.

Sunday, 29 March 2015

Pertemuan VI Creative Thinking



Pada pertemuan ke-6 pelajaran Creative Thinking, pembahasannya adalah mengenai lateral thinking. Dalam slide yang dipresentasikan oleh sebuah kelompok, terdapat penjelasan tentang Edward de Bono selaku pencipta teori berpikir lateral. Lateral thinking adalah sebuah cara berpikir dimana kita tidak terpaku dengan teori yang telah ada sebelumnya. Ini adalah cara berpikir yang mengajak otak untuk tidak menggunakan logika dan berusaha untuk berpikir secara out of the box.

Dalam memecahkan suatu permasalahan, lateral thinking dapat menerima jawaban permasalahan dari segala aspek dan sudut pandang. Tidak seperti cara berpikir ilmiah yang hanya dapat menerima 1 sudut pandang saja. Berpikir lateral tidak sekaku itu dan menerima keragaman pendapat mengenai pemecahan masalah.

Maka dari itu berpikir lateral dapat dikatakan lebih baik dibandingkan cara berpikir ilmiah yang hanya terpaku pada suatu teori.

Berpikir lateral berkaitan dengan six thinking hats karena menerima berbagai pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang yang berada pada six thinking hats yaitu aspek informasi, emosional, kritis, nilai positif, produktivitas, dan fokus terhadap tujuan.

Jika membicarakan lateral thinking maka pembahasannya tidak akan pernah habis karena amat sangat luas. Maka dari itu untuk melakukan pembahasan mengenai lateral thinking perlu adanya batasan tertentu agar pokok pembahasan tidak melenceng jauh. Maka dari itu pada penjelasan di pertemuan ke-6 yang dibahas adalah tentang perbedaan berpikir lateral, kreatif dan ilmiah.

Seperti yang sudah dijelaskan tadi berpikir ilmiah adalah suatu cara berpikir yang berpegang pada satu teori dan tidak menerima jawaban yang tidak sesuai dengan teori.

Berpikir kreatif sebenernya memiliki persamaan dengan berpikir lateral karena sama-sama memikirkan suatu pemecahan masalah dengan menggunakan cara berpikir yang berbeda dan beragam karena berasal dari sudut pandang yang banyak namun sebenarnya kedua cara berpikir ini memiliki perbedaan besar pada cara kerjanya.

Meski terdapat perbedaan, baik berpikir lateral maupun kreatif memiliki tujuan yang sama yaitu mempermudah pemecahan masalah dengan memikirkan jawaban masalah yang jelas dan membantu.