Pada pertemuan terakhir pelajaran ini, yang dibahas adalah mengenai tugas UAS yaitu untuk membahas tentang proses kreatif yang dibuat oleh sebuah organisasi. Sebelum membahasnya, rumusan masalahnya haruslah ditemukan terlebih dahulu. Penggunaan mind map akan sangat membantu dalam membuat tugas ini.
Tugas dalam bentuk makalah ini saya masukkan beberapa aspek yang saya anggap penting yaitu :
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Proses Kreatif
3. Hambatan dan Strategi Pemecahannya
4. Dampak/Hasil
5. Evaluasi
6. Data Pelengkap
Ethereal Duck
Monday, 22 June 2015
Friday, 29 May 2015
Mengenal Lebih Dalam Tentang Mind Mapping (29 Mei 2015)
Mind map sebenarnya merupakan suatu cara yang digunakan
untuk mempermudah kita dalam menemukan landasan yang tepat dari suatu permasalahan.
Karena mind map sedikit kompleks, maka menyebabkan beberapa orang menjadi
bingung dengan arti dan fungsi sebenarnya dari mind map. Berikut adalah
beberapa hal sederhana yang berkaitan dengan mind map:
-
1. Mind map menghasilkan suatu solusi
-
2. Mind mapping merupakan rambu-rambu bahwa ide
bisa operasional
- 3. Memudahkan melihat masalah (lebih simpel)
-
4. Mind map bertujuan agar kita tidak tersesat
dalam menelaah suatu masalah
-
5. Mind map membuat kita menemukan landasan ide
kreatif (memberi alasan pada ide kreatif)
Contoh, ketika ingin membuat suatu function hall maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan,
ICE BSD adalah suatu contoh dari tempat yang sangat efektif dalam
penempatannya. Seperti yang kita ketahui, di Kemayoran sering dibuat event-event besar seperti PRJ, IIMS,
dll. Sangat terkenal dan banyak orang yang selalu memenuhi tempat itu ketika
ada event besar. ICE BSD mencoba
menjadi pesaingnya dengan memiliki banyak keuntungan lebih dibandingkan yang
ada di Kemayoran, ICE dapat menampung orang berkali lipat daripada Kemayoran
dan jelas memiliki tempat yang lebih luas sehingga lebih efektif daripada Kemayoran.
ICE memang terletak di BSD dan lokasinya jauh namun promosinya sangat besar
sehingga jangkauannya luas dan menarik orang untuk mengunjunginya. Dan beberapa
bulan lagi ICE akan mengadakan suatu event
besar seperti yang diadakan di Kemayoran yaitu GIIAS. Yang dilakuakn ICE
merupakan hasil dari mind map yang sangat efektif. Pengenalan terhadap pesaing,
hambatan dan tantangan yang muncul telah dihadapi dengan baik oleh pihak ICE.
Mind map memang merupakan suatu cara yang dapat selalu digunakan sebelum
melakukan sesuatu agar kita lebih memahami suatu problematika dengan lebih mendalam lagi.
Penjabaran Mind Mapping (22 Mei 2015)
Mind Mapping adalah suatu cara yang digunakan untuk
menemukan akar dari suatu pemikiran yang kita miliki sehingga dapat menjadi
acuan dalam pengembangan pemikiran tersebut. Dengan mind map, kita dapat
menjabarkan segala hal yang terkait dengan pemikiran tersebut. Contoh penggunaan
mind map adalah dalam rencana pembuatan suatu bisnis.
Mind map mencakup beberapa hal dan salah satunya adalah
what, where, when, why, who dan how. Dalam kelas Creative Thinking, contoh yang
digunakan adalah membuka suatu jasa foto. Aspek yang perlu diperhatikan dalam
mind mapnya adalah 5W+1H serta hambatan dan tantangannya. Rencana yang dibuat
pada contoh adalah membuat studio foto, berikut adalah rincian mind map:
What = Menentukan tema,
konsep, vendor, venue
Who = Orang yang
melakukan jasanya itu berkarakter, kreatif, dan berprinsip
Where = Lokasi membuka
jasa tersebut haruslah memiliki jangkauan luas, dominan pada kalangan atas, dan
loyalitas. Contoh : PIK, BSD
When = Waktu untuk
persiapan harus diperhitungkan sebelum usaha dibuka
Why = Bisnis
studio foto akan berpeluang besar untuk mencari profit yang tinggi
How = Dengan
melakukan persiapan yang matang, menemukan investor dan menjalin kerjasama
Hambatan =
Modal awal yang besar
Tantangan =
Banyaknya pesaing dengan jasa sejenis yang telah terkenal seperti axioo,
riomotret, dll
Intinya dengan menggunakan mind map, diharapkan dapat
menemukan cara agar bisnis yang akan kita buka lebih menarik dan unik dibanding
bisnis lain yang sejenis agar bisnis kita lebih dipilih olek konsumen. Maka dari
itu saat melakukan mind map jangan sampai ada aspek yang terlewat.
Mind Map, Brainstorming dan Berpikir Kreatif (15 Mei 2015)
Mind map/ Brainstorming merupakan suatu penyangga,
membiayakan ide.
Sebagai orang yang kreatif, maka terdapat beberapa cara yang
harus digunakan untuk terus menjadi kreatif dan semakin berkembang. Salah satunya
adalah dengan menggunakan mind map/brainstorming.
Brainstorming adalah hal yang
diperlukan dalam membuat suatu mind map yang berkualitas.
Dalam berpikir kreatif, tidak dikenal adanya batasan. Kita dapat
berpikir seluas dan sebebas mungkin karena kreativitas adalah bebas dan tidak
terbatas maka dari itu kita tidak boleh takut untuk berpikir kreatif.
Mengapa harus kreatif? Karena tantangan dalam hidup semakin
intens dan memerlukan pribadi yang senantiasa kreatif agar dapat menyelamatkan
diri dari tantangan alam. Kita perlu memiliki suatu aset kreativitas yang
membedakan kita dengan orang lain agar dapat selalu menarik di depan orang
lain.
Salah satu fungsi kreativitas adalah dalam menciptakan suatu
lapangan pekerjaan, kita harus dapat mengatasi setiap situasi-situasi yang
dapat muncul sebagai hambatan dan tantangan bagi kita kedepannya. Disini lah fungsi
mind map dan brainstorming muncul dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan
tidak melewatkan hal-hal penting yang berkaitan dengannya.
Kreativitas adalah sesuatu yang harus selalu diasah dalam
pikiran kita, kreativitas tidak memandang usia karena yang penting adalah
adanya pengalaman. Karena dari pengalaman kita dapat mengambil hal-hal yang
positif dan membuang hal-hal yang negatif agar kita dapat menjadi pribadi yang
semakin maju dan berkembang kedepannya.
Jay Wijayanto dan BE Kraf (8 Mei 2015)
Jay Wijayanto adalah tamu di Universitas Tarumanagara yang
bersedia mengajar pada kelas umum pelajaran Creative Thinking. Kelas umum yang
merupakan gabungan dari beberapa kelas tersebut terlihat tertarik dengan
materi-materi yang disampaikan oleh Bapak Jay.
Jay Wijayanto adalah seorang tokoh kreatif yang terlihat
sangat sederhana penampilannya namun memiliki saluran kreativitas yang luar
biasa. Ia merupakan seorang konduktor, aktor, desainer, penulis, pengembang
kuliner Nusantara, dan masih banyak lagi. Dia telah bekerja sebagai profesional
dalam program manajemen di sejumlah lembaga internasional, seperti USAID-Johns
Hopkins University, Hivos-Belanda, CRS Baltimore USA, USC Canada, serta membuat
pertunjukan serta mengikuti kompetisi di sejumlah negara Eropa sejak tahun
1984.
Ketika masuk ke dalam materi yang akan ia sampaikan, Pak Jay
mengatakan bahwa ia bingung dengan kami, para mahasiswa, mengapa kami yang
memiliki akses sangat mudah terhadap internet dan segala informasi yang kita
dapat tidak membuat kami menjadi pribadi yang produktif. Ia memberikan contoh
pada pemilik Traveloka yang hanya beranggotakan beberapa orang bermodalkan
laptop dan internet namun telah memiliki situs yang teramat berkembang dengan
harga sahamnya 900 miliar rupiah. Ia berharap agar mahasiswa/i menghilangkan
masalah yang masih banyak terjadi yaitu kurang produktif.
Pak Jay juga mengatakan bahwa bangku kuliah itu tidak
penting dan stagnan karena lingkungan kuliah yang mengharuskan kita untuk
menjalankan kewajiban kita sebagai mahasiswa/i untuk giat belajar sehingga
suasana kampus dibuat sedemikian rupa agar kita rajin belajar. Ia bukannya
menyarankan kita untuk tidak kuliah namun maksudnya adalah selain kuliah kita
harus dapat mencari pengalaman-pengalaman lain yang tidak dapat kita peroleh
jika hanya berada di kampus saja. Kuliah menurutnya juga berguna untuk mencari
teman serta koneksi yang akan sangat berguna bagi dunia kerja nanti.
Be Kraf adalah suatu institusi yang ia kembangkan untuk
memajukan segala aspek yang berada di Indonesia menjadi lebih kreatif dan
menarik lagi. Ia ingin melestarikan segala kebudayaan Indonesia dengan cara
sekreatif mungkin, baik dari bidang kuliner, musik, seni, dll.
Semangat Pak Jay Wijayanto sangatlah membara dan
mempengaruhi saya untuk mencoba menjadi lebih kreatif dan keluar dari zona
nyaman saya selama ini. Pak Jay yang masih muda namun telah memiliki karir yang
sukses serta niatnya untuk menambah kreativitas di Indonesia membuat saya
termotivasi untuk semakin mengembangkan diri dan menjadi makmur. Seperti
definisi makmur menurut Pak Jay : punya lahan, kapital modal besar, ide dan
pengetahuan.
Sunday, 29 March 2015
Pertemuan VI Creative Thinking
Pada pertemuan ke-6 pelajaran Creative Thinking,
pembahasannya adalah mengenai lateral
thinking. Dalam slide yang dipresentasikan oleh sebuah kelompok, terdapat
penjelasan tentang Edward de Bono selaku pencipta teori berpikir lateral. Lateral thinking adalah sebuah cara
berpikir dimana kita tidak terpaku dengan teori yang telah ada sebelumnya. Ini adalah
cara berpikir yang mengajak otak untuk tidak menggunakan logika dan berusaha
untuk berpikir secara out of the box.
Dalam memecahkan suatu permasalahan, lateral thinking dapat menerima jawaban permasalahan dari segala
aspek dan sudut pandang. Tidak seperti cara berpikir ilmiah yang hanya dapat
menerima 1 sudut pandang saja. Berpikir lateral tidak sekaku itu dan menerima
keragaman pendapat mengenai pemecahan masalah.
Maka dari itu berpikir lateral dapat dikatakan lebih baik
dibandingkan cara berpikir ilmiah yang hanya terpaku pada suatu teori.
Berpikir lateral berkaitan dengan six thinking hats karena menerima berbagai pemecahan masalah dari
berbagai sudut pandang yang berada pada six
thinking hats yaitu aspek informasi, emosional, kritis, nilai positif,
produktivitas, dan fokus terhadap tujuan.
Jika membicarakan lateral
thinking maka pembahasannya tidak akan pernah habis karena amat sangat
luas. Maka dari itu untuk melakukan pembahasan mengenai lateral thinking perlu adanya batasan tertentu agar pokok
pembahasan tidak melenceng jauh. Maka dari itu pada penjelasan di pertemuan
ke-6 yang dibahas adalah tentang perbedaan berpikir lateral, kreatif dan
ilmiah.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi berpikir ilmiah adalah
suatu cara berpikir yang berpegang pada satu teori dan tidak menerima jawaban
yang tidak sesuai dengan teori.
Berpikir kreatif sebenernya memiliki persamaan dengan
berpikir lateral karena sama-sama memikirkan suatu pemecahan masalah dengan
menggunakan cara berpikir yang berbeda dan beragam karena berasal dari sudut
pandang yang banyak namun sebenarnya kedua cara berpikir ini memiliki perbedaan
besar pada cara kerjanya.
Meski terdapat perbedaan, baik berpikir lateral maupun
kreatif memiliki tujuan yang sama yaitu mempermudah pemecahan masalah dengan
memikirkan jawaban masalah yang jelas dan membantu.
Subscribe to:
Posts (Atom)